Warisan Kreativitas

Punya otak kreatif itu seru-seru sulit.


Bagaimana tidak? Kami punya idealisme tersendiri dalam berkarya. Kami tidak suka dikekang dan jika tak ada batasan waktu, maka akan terasa menyenangkan bagi kami.


Perkenalkan, saya Yazida. Kedua adik saya, Yasmin & Danish, juga mewarisi darah yang serupa. Terutama dari Mama yang sejak kecil hobi mengoleksi piala dari mulai menyanyi hingga fashion show. Meskipun beliau tidak pernah bercita-cita maupun mengajarkan ketiga anaknya tentang seni mix and match warna-warni seni, tanpa disadari, kami bertiga sudah memiliki mata bawaan yang runcing berkaitan dengan aspek tersebut. 


Danish, si Bungsu, entah sejak kapan menjadi lebih peka dengan styling dan kombinasi outfit kekinian. Saya rasa ketika ia duduk di bangku putih abu-abu karena sejak saat itu ia lebih sering pulang membawa aneka jajanan yang diklaim sebagai hadiah ciwi-ciwi yang secara terang-terangan menjadi fans-nya. 


Yasmin, si Anak Tengah, penjembatan dari seluruh saluran komunikasi yang terjadi, mendalami fotografi namun sangat suka menggambar. Kemampuan styling? Sama. Hanya saja ia lebih eksploratif untuk mengkombinasikan outfit pada avatar di game-game yang ia mainkan maupun pada lembaran project yanag ia kerjakan di Canva.


Yazida, si Sulung, perfeksionis yang mengagungkan detail dan pendapatnya sulit digoyang. Suka bercerita secara langsung maupun tertulis. Styling? Ia lebih suka disebut masih belajar semenjak ia suka melihat tempat-tempat inspiratif lalu coba membawa dan menyalurkan rasa yang sama di ruangan-ruangan rumah.


Ketiganya sama. Sering membuat frustrasi, sering membuat bingung, sering membuat emosi. Mereka bekerja dengan aturan dan timeline mereka sendiri, terutama dalam proyek kreatif.


Go big or go home. Sulit ada di tengah-tengah. Karena meluncurkan karya tanggung serasa hinaan.


Seru... Seru... Sulit, bukan?




Yazida.

22:48 WIB

#Day21 #30DWCJilid46




Komentar