First Aid for Your Emotion Burst Out

Banyak orang yang lupa (atau bahkan belum sadar) bahwa ketika kita diselimuti oleh suatu reaksi emosi berlebihan seperti takut, cemas, sedih, ataupun marah, mendengarkan kebutuhan tubuh haruslah menjadi prioritas. 


Terkadang, saya pun tak ingat. 


Nyatanya ketika kita dihadapkan dengan berbagai stimulus yang membuat blunder emosi, sulit untuk berpikir jernih dan memilih langkah apa yang perlu kita lakukan. Apakah mencari solusi dari masalah? Pergi? Konfrontasi langsung? Menentukan langkah lanjutan? 


Terkadang kita lupa bahwa rasa takut, cemas, sedih, maupun marah hadir sebagai sebuah mekanisme perlindungan diri yang memperingatkan kita akan adanya kemungkinan 'bahaya'. Mereka tidak selamanya benar. Terkadang mereka memiliki interpretasi berlebihan terhadap suatu keadaan sehingga menutupi kita dari objektivitas. 


Kita juga kerap kali abai dengan fakta bahwa reaksi emosi dan sisi psikologis juga berkontribusi pada reaksi dan sisi fisik. Begitu pula sebaliknya. 


Jantung yang debarannya begitu kencang hingga terdengar di telinga, tangan yang dingin dan berkeringat, kaki yang mendadak tak bertulang, monster yang berenang-renang di dalam perut, hingga tarikan nafas yang menjadi berat. Mungkin masih banyak lagi. 


Kalau dulu saya menganggap bahwa menarik beberapa napas panjang dapat menjadi metode pertolongan pertama dan regulasi fisik bagi seluruh emosi, kini saya mencoba lebih berkenalan dengan setiap emosi dan titik fisiknya masing-masing. 


Kadang saya menepuk-nepuk ringan dua titik di dada, bawah tulang selangka, sambil mengeluarkan suara A panjang. Kadang saya menggeleng-menghentak kepala, kedua tangan, dan kedua kaki selama beberapa menit. Kadang saya memeluk dan meremas bantal sambil berbaring dengan posisi janin.


Hal-hal tersebut saya lakukan untuk memberikan signal kepada tubuh saya bahwa semua aman. Tidak ada bahaya. 


Harapannya, ketika tubuh mulai kembali ke posisi rileks, sisi psikologis dan emosi kita pun dapat mengikuti. 


Setelahnya? Akan lebih mudah bagi kita untuk menentukan langkah pemecahan masalah dari situasi yang memicu timbulnya emosi-emosi tersebut... dengan kondisi fisik dan psikis yang lebih tenang. 




Yazida. 

22:50 WIB

#Day19 #30DWCJilid46

Komentar