Kursi VIP di Tengah Hujan

 Masih tiga jam lagi sebelum penyanyi yang kami tunggu-tunggu tampil untuk memanjakan kami dengan lagu-lagu yang membuat hati adem. 


Area duduk VIP sudah terisi setengah kapasitasnya. Sebelum masuk, kami antre sungguh panjang dan sangat jauh dari layanan yang seharusnya ditujukan untuk very important person. Justru antrean festival jauh lebih kilat dengan jumlah gerbang check-in yang lebih banyak. 


"Kalau yang Very Important Person sebanyak ini sih, nobody is important ya," suami saya menyeletuk. Kami tertawa tipis, masih duduk di antara kelompok lautan manusia ini. 


Heran. 


Acara memang baru dimulai satu jam lagi. Namun sungguh, sejak satu jam yang lalu lapangan 'festival musik' ini tergolong sunyi. Tak ada musik di pintu masuk, tak ada musik di atas panggung. Kami justru disuguhkan dengan iklan sponsor terbatas yang saking seringnya diulang, sampai sungguh membuat kami kebosanan. 


Kami juga sudah berusaha menghibur diri dengan kuliner tipis-tipis di tenda-tenda yang disediakan. Ternyata hal ini tak begitu menghasilkan peningkatan suasana hati yang signifikan. 


Beberapa kali, panitia yang notabene masih merupakan mahasiswa ini membuat pernyataan blunder: 1) sistem nomor tempat duduk dihapuskan, 2) penonton diharapkan duduk sesuai nomor yang tertera di tiket, 3) sistem nomor tempat duduk kembali dihapuskan, 4) terdapat sekian puluh kursi yang telah disediakan untuk pihak yang berkepentingan sehingga dilarang untuk ditempati. 


Jujur, kalau dipikir-pikir, ini adalah hiburan yang paling seru malam ini. Melihat bagaimana penonton berbondong-bondong maju ke depan dengan bersemangat, lalu mundur teratur dengan lesu. 


Saat ini kami masih duduk manis di kursi. Ditemani iklan, guyuran tangisan langit yang tipis-tipis, dan jas hujan Indomaret berwarna kuning. 


Dua jam lagi penyanyi yang kami tunggu-tunggu akan tampil. Semoga seluruh perjuangan dan penantian ini terbayarkan ya. 




Yazida. 

18:58 WIB

#Day9 #30DWCJilid46


Komentar