Go Show 2.0

Tergesa-gesa, saya turun dari ojek online berjaket hijau yang berhenti kelewat beberapa meter dari pintu masuk Stasiun Tugu, Yogyakarta.

Jalanan cukup ramai, beberapa kali saya mengucapkan permisi kecil sembari menyelinap di celah rengket kendaraan yang bergerak lambat. Nyatanya setelah saya memasuki pelataran pintu belakang stasiun alasannya? Karena ada minimarket tempat nasi kotak dapat dipanaskan barang semenit di dalam microwave, sementara di pintu depan tidak ada kepanikan saya semakin menjadi.

Berangkat terlambat dari kos, ojek yang memutar jauh karena jalur Lebaran masih diberlakukan, terik mentari sore yang cukup menyengkat, juga pemandangan berikut ini: antrean panjang manusia mengekor dua puluh meter keluar dari gedung penjualan tiket.


Dengan pede, saya menapaki tangga. Kembali mengucapkan permisi satu kali yang disambut teriakan seorang Bapak yang saya lewati, "Mau kemana sih, Mba?"

Saya masuk ke gedung penjualan tiket, sembilan puluh persen mengabaikan antrean panjang manusia tersebut (sepuluh persen yang tidak saya abaikan, bahkan saya ingat jelas, apa lagi kalau bukan teriakan Bapak tadi). Berharap keras bahwa saya bukanlah salah satu manusia yang harus berada dalam antrean itu.

Empat antrean memanjang.

Satu antrean dengan panjang mengekor keluar gedung seperti yang sudah saya lihat tadi (beberapa orang di dalam gedung bahkan duduk di lantai, menunggu). Satu antrean panjangnya setengah panjang gedung tiket tersebut, saya langsung antre di situ dengan penuh sok tahu. Satu antrean tak sampai seperempat panjang gedung tiket. Satu lagi? Hampir sama mengekor panjangnya dengan yang pertama saya sebut, bahkan lebih banyak manusia yang duduk di lantai karena kondisi loket yang belum dibuka.

Saya menyentuh bahu seorang wanita di belakang saya, "Mba, ini antrean apa yah?"

Dijawabnya dengan gelengan kepala.

Berjinjit-jinjit kecil, saya meninggalkan barisan saya dan mulai mengantre di barisan paling pendek setelah membaca tulisan 'Go Show' yang tadi tertutupi beberapa manusia di depannya.



Saya kira musim mudik telah berakhir... namun perkiraan saya baru saja dipatahkan oleh fakta yang tertangkap oleh indera.

Saya duduk di pinggiran tempat drop off, depan minimarket penuh sesak, sambil mengutak-atik ponsel pintar. Selembar kertas orange dan kartu tanda pengenal terselip di jari. Belum check in.

Kereta saya berangkat satu jam kurang lima menit lagi.

Ya, selain perjalanan singkat kala Ujian Tengah Semester lalu, ini perjalanan kedua saya...

... menginjakan kaki hanya beberapa jam saja di Tanah Rantau, sebelum kembali ke Kampung Halaman.



Selasa, 4 Juli 2017
16.50 WIB

#KeepWriting

Komentar