Anti Deadliner-Deadliner Club

Keputusan saya untuk mulai mengerjakan penugasan mahasiswa baru sesegera mungkin setelah pengumuman mendadak dari Sub-Koor bahwa, "Seluruh Co-Fasilitator WAJIB mengerjakan tugas-tugas Gamada (Gadjah Mada Muda) dan dikumpulkan." seharusnya cukup tepat.

Dan cukup cepat.

Seharusnya.

Namun tetap saja, dalam kurun waktu tersebut ada saja yang membuat saya tidak seratus persen mencurahkan segenap jiwa dan raga saya untuk mengerjakan tugas tersebut. Berkali-kali saya berkutat di hadapan folio bergaris, berkali-kali-kali-kali juga saya lebih asik dengan bantal, handphone, juga lingkungan.

Jadilah kemarin, hari di mana seharusnya tidak ada satu pun kegiatan di list Yazida selain tidur, justru penuh terisi dengan bertatap langsung dengan lembaran folio bergaris. Karena esok harinya (hari ini), semua tugas benar-benar harus dikumpulkan.

Tanpa terkecuali.

Meringis ketawa ingin menangis saya rasakan. Ujung-ujung jari sebelah kanan saya sedikit penyok, mungkin terlalu kuat menekan pena. Pokoknya saya terus menulis.

Kalau bosan, laptop di hadapan saya sudah terbuka. Berisi file Ms. Word kosong yang menunggu diisi dengan essay, yang juga masih masuk daftar tugas yang harus saya kerjakan.

Kalau bosan, handphone saya yang tergeletak sepuluh cm dari tangan saya sudah menunggu Yazida segera mendesain poster, lagi-lagi masih bagian dari penugasan.

Full saya forsir diri saya kemarin.

Setidaknya hingga kalimat "Senin, 24 Juli 2017: Libur" masuk ke dalam kolom chat aplikasi LINE saya. Hidung saya langsung kembang-kempis, mata saya langsung batal kompromi, saya cus terjun ke balik selimut dan bablas sampai alam mimpi.

Musnah langsung kata 'penugasan' dalam kamus saya malam itu.

Tapi efek buruknya? Yup!

Sesuai yang sudah teman-teman semua tebak: hari libur kedua Yazida masih dipenuhi penugasan.

Malam ini, ketika saya menyerahkan hampir tiga puluh halaman penugasan yang sudah saya kerjakan (22 halaman tulis tangan, 4 halaman print, 2 halaman gambar manual, juga satu halaman poster ukuran A3 yang dicetak), ada kelegaan tersendiri buat saya.

Alhamdulillah.

Ingin segera merebahkan diri di kasur tercinta karena duduk di kursi model bos yang merupakan kursi impian Yazida karena bisa muter-muter hiburan selama dua harian itu sudah cukup membuat intensitas kemesraan saya dengan kasur tercinta menurun, eh... tapi ingat kalau belum setor.

Jadinya nulis dulu deh, hihihi..

Anyway, maaf ya itu satu paragraf satu kalimat panjang banget luar biasa gitu hahahahah...

So, beginilah cerita Yazida yang katanya Anti Deadliner-Deadliner Club.


Padahal Yazida mutlak Deadliner sejati yang percaya adanya hal yang disebut dengan...

... the power of kepepet.

Sekian.



Tertanda,



Yazida.

#30DWCJilid7 #Day19

Komentar

Posting Komentar