Passing Through

"Wake up, Yazida... Kelas sudah selesai!"

Aku mengerjap pelan dua kali setelah mendengar suara lembut Ica yang nada suaranya mirip dengan Mama di rumah saat membangunkan adikku yang paling bungsu dan masih SD, Danish.

Kutolehkan kepalaku perlahan menyapu pandang ke sebelah kanan... kemudian ke sebelah kiri. Masih loading.

Ica duduk dua kursi dari kursiku di sebelah kiri. Di antara kami, Adel duduk sedang mengutak-atik ponsel pintarnya.

Sekarang akhirnya baru kusadari bahwa tiga perempat manusia satu angkatan yang tadinya duduk manis di auditorium, mengikuti kelas bersama sebuah pelajaran yang diadakan pada jam di luar jadwal kami biasanya, sudah bangkit dan berjalan berbondong-bondong menuju pintu keluar. Dua puluh persennya sedang kukut-kukut barang atau mengerumuni siapapun yang sedang berjualan makanan.

Sisanya sedang duduk-duduk, baik mengobrol menunggu arus keluar sepi, maupun menunggu teman mereka menyambung nyawa setelah bangun dari tidur panjang dua SKS pagi itu. Seperti yang sedang dilakukan Ica dan Adel.

Aku mengucek sebelah mataku memandangi Ica yang sedang nyengir lebar. Bibirku yang tersembunyi di balik masker motor berwarna merah (sengaja kukenakan agar tidurku berasa lebih sopan saja, eh (?) Hahahahah, abaikan) bertanya pelan, "Pindah kelas?"

"Yoi."

Segera kami bangkit menyusul arus mahasiswa yang berusaha mengeluarkan diri mereka dari ruangan besar ini. Kami berjalan beberapa menit untuk pindah gedung kuliah dan naik tangga untuk dapat sampai di lantai tiga.

Ngos-ngosan? Jelas.

Untungnya saja masih tersisa cukup waktu untuk shalat atau sekedar membeli jajan tengah hari untuk mengganjal perut.

Setelahnya kelas selanjutnya dibuka, presentasi mengenai topik-topik yang sudah ditentukan pun juga ikut dimulai sesudahnya. Hari ini tiga kelompok presentasi. Aku sendiri sudah presentasi minggu lalu.

Tak butuh waktu setengah presentasi dari kelompok pertama, aku sudah kembali terlelap di kursiku dengan masker motor berwarna merah yang kembali nongkrong di tempatnya saat kelas sebelumnya berlangsung.



***



Hari berlalu begitu cepat minggu ini.

(Eh, bentar, nggak cepat-cepat amat ding setelah kuingat-ingat lagi, hahahah)

Setelah hibernasi panjangku di hari Senin, berbagai kerja kelompok mengisi Selasa pagiku yang diliburkan karena mata kuliah siang secara menyebalkan tidak ikut diliburkan. Malah agendanya presentasi.

Seakan melarang fikiranku saja setelah membaca keseluruhan isinya dan menemukan agenda "Nonton Bersama Pemain Film Romantis Booming, Sore Ini" yang benar-benar membuatku patah hati karena gagal bertemu salah satu aktor favoritku yang sedang bertandang ke kota ini untuk menghadiri acara nonton bareng tersebut.

Rabu pun tak jauh beda. Pagi kerja kelompok untuk presentasi siang hari. Yang membedakan mungkin lebih pada adanya sebuah mata kuliah di nyempil di sela-sela dua agenda tersebut, yang mengharuskanku memutar secara bersamaan baik otak maupun perasaanku saat harus menganalisis kepribadian diri sendiri dengan deskripsi diri berbentuk seperti mini auto-biografi, yang pada hari tersebut baru seperempat bagian saja yang sudah sukses kutulis.

Dan... kembali menganalisis kepribadian diri sendiri pada keesokan harinya, yaitu hari Kamis, yaitu berarti hari ini, dan... BOOM.

Seharusnya begitulah semester dua berakhir hari ini...

... jika saja tidak ada kelas pengganti pada sore hari setelahnya.

Pokoknya anggap saja ending pertama yang berlaku. Titik.



Ya. Semester dua resmi berakhir.

Ini artinya, semester depan aku sudah memiliki adik baru yang bersliweran di lingkungan yang sama denganku.

Ini artinya, semester depan mata kuliah yang harus kupelajari akan semakin serius.

Ini artinya, semester depan aku harus lebih pintar lagi mengatur waktu akademisku dengan berbagai kegiatan yang akan kujalani secara beriringan tersebut.

Eh tapi wait, Yaz. Sepertinya ngomongin semester depan itu agak sedikit kejauhan.

Hadapi dulu realita minggu tenang sudah dimulai dan akan disusul setelahnya dengan dua minggu Ujian Akhir Semester Genap, Yaz!

Ganbatte!!!






Tertanda,
Mbak-mbak curhat,



-Yazida-

#30DWCJilid6 #Day2
#KeepWriting #Day38

Komentar