Para Pembaca dari Masa Depan
Last night, me and my sister hadn't slept yet even though it was so late late night.
Semua orang di rumah saya tahu, how kebo my sister is. Lah kalau tengah malam aja dia ikutan melek kayak saya, mau merem sampai jam berapa coba di pagi harinya?
Entahlah. Itu dipikir nantian karena saat saya tulis posting ini pun, dia masih sibuk pacaran dengan kasur.
Yang jelas, semalam kami sudah terlanjur membuka mata hingga lewat jam tidur reguler kami.
So, there I was, di kasur lebar Yasmin yang ber-bed cover putih. Masih wangi. Baru diganti. Baru keluar dari laundry. Selimutnya saya tarik tinggi sampai ke bahu.
Tadi malam, Teman Ajaib saya menyebutkan dua kata yang akhirnya membuat saya langsung utek-utek a.k.a searching postingan blog lama saya. Dua kata yang Teman Ajaib saya sebutkan adalah...
"Ini Yazida alfi ya?"
Dalam hati saya menggerutu hebat. Ini orang jangan-jangan buka postingan blog saya jaman bahula. Kayak salah satu teman-yang-saya-kira-seumuran-tapi-ternyata-BLAS-enggak, namanya Gun. Satu universitas, kenal dari sebuah kepanitiaan.
Apa yang Gun telah lakukan? #JENGJENGJENG
Dia. Membaca. Satu. Per. Satu. Posting. Blog. Saya.
Kalau bacanya yang terbaru aja, it's okay lah ya. Lha ini? DARI AWAL, CUY.
Hebatnya lagi? Dia mengakui itu dengan ringan tak berdosa, like what happened in May 8, 2017:
Jangan salah fokus sama tema-nya. Wkwkwk, bagus ya? Ini kenapa saya sendiri yang salah fokus -____-
Yaaa pokoknya, Dear Pemberi Tema Hijau Unyu di atas, JANGAN LAKUKAN apa yang Gun lakukan. Meskipun kalian sama-sama pembaca blog Yazida. PLEASE JANGAN.
Kembali ke topik.
So, dua kata yang Teman Ajaib saya katakan itu langsung membuat saya scroll down blog di mana saya seribu persen yakin saya pernah menulis dua kata tersebut. Yaitu posting saya pada tahun 2013. Klik di sini.
Gils. Saya ngakak parah di tengah malam!
Yasmin yang lagi sibuk dengan hapenya sampai berulang kali melirik saya. Akhirnya dia nggak tahan juga dan tanya, "Mbajid, yu ketawa kenapa sih?"
Dengan membekapkan paksa wajah saya ke arah bantal biar tawa saya yang membahana tersebut tidak tambah menggelegar, saya kasih hape saya sambil bilang, "Baca ini, Mindut! Baca ini!"
Dia scroll cepat untuk ngecek berapa kedalaman tulisan saya tersebut dan akhirnya mengeluarkan komentar yang menandakan kalau dia malas baca, "Panjang banget!"
"Yeeee," aku menoyor pelan tangannya, "kalau nggak baca, rugi lho, Ndut."
Kemudian, manusia kurus kerempeng yang berkebalikan dengan julukan yang saya berikan ke dia itu mulai baca dan scrolling perlahan. Tadinya biasa aja. Lama-lama ekspresinya serius.
Terus ikutan ngakak.
Waktu baca akhiran post nya, dia teriak keras banget, "OALAH! HAHAHAHAHAH!"
Saya geli sendiri.
"Tulisan tahun berapa sih, Mbajid?"
"2013. Kenapa?"
"Tulisannya udah yu banget."
YEAY!!! Nggak tahu kenapa, saya senang dengarnya hahahah...
Jadi, begitulah kisah para pembaca posting Yazida dari masa depan. Itu kalau konteksnya past tense ya. Kalau konteksnya present tense mah, beda bunyinya. Jadi begini: kisah para pembaca posting jaman bahula Yazida dari masa kini.
Bingung amat yak bacanya wkwkw
Begitulah. Mereka (Teman Ajaib, Teman BLAS Nggak Seumuran, Adik Perempuan Saya) dan beragam reaksinya.
Termasuk saya juga. Saya dan reaksi saya baca ulang posting jaman bahula saya.
Sekian cerita absurd saya.
Maaf atas sekian menit waktu Anda yang terbuang baca tulisan ini wkwkwkw
Jadi, begitulah kisah para pembaca posting Yazida dari masa depan. Itu kalau konteksnya past tense ya. Kalau konteksnya present tense mah, beda bunyinya. Jadi begini: kisah para pembaca posting jaman bahula Yazida dari masa kini.
Bingung amat yak bacanya wkwkw
Begitulah. Mereka (Teman Ajaib, Teman BLAS Nggak Seumuran, Adik Perempuan Saya) dan beragam reaksinya.
Termasuk saya juga. Saya dan reaksi saya baca ulang posting jaman bahula saya.
Sekian cerita absurd saya.
Maaf atas sekian menit waktu Anda yang terbuang baca tulisan ini wkwkwkw
Tertanda,
Zid.
#KeepWriting #Day78
Komentar
Posting Komentar