Double Exam

Tengah malam ini saya terbangun dalam kondisi banjir keringat dan lupa belum setor tulisan. Jalan tiga hari ini, kondisi saya officially tumbang di perantauan.

Bagian paling nggak kerennya? Jelas, sakitnya disambi UAS. Jadi apapun yang terjadi, saya kudu berangkat, absen, dan menyelesaikan UAS like there's nothing happened.

Nggak ada susulan, Bro. Nggak ada remidi juga (enak amat remidi, Bro, kalau nggak lulus sekarang mah judulnya harus ulang lagi satu semester, hiksss). Wahai kalian yang masih duduk di bangku sekolah, berbahagialah dengan sistem yang ada! Hahahah, maaf ya, ini efek spaneng belajar plus badan kacau juga, peace.

So, yup, the show must go on!

Nggak fokus selama pengerjaan? Jelas.

Kudu bagi fokus antara hitam di atas putih, 'pelumas' otak yang tak lagi 'bandel' karena sulit diberi asupan (bahasa apa pula ini hahahah), suhu AC ruang ujian yang sedingin tatapan para pengawas, juga gejolak perih yang hanya saya seorang sedang rasakan sendiri (ciaaat).

Belum seratus persen paham atau menyentuh keseluruhan materi yang diujikan? Nggak usah ditanya, hahahah...

Itu mah UAS tanpa embel-embel 'bonus kondisi' seperti saya, juga seringkali terjadi.

Maka bersyukurlah wahai kalian yang menjalankan kewajiban UAS dalam kondisi sehat wal afiat! Priceless sekali lho itu, hihihihi...

Anyway, kurang lengkap kayaknya curhatan dinihari Yazida tanpa kutipan orang lain. Jadi sebagai penutup, ini dia, salah satu kutipan dari teman saya:

"Kalau senang, lelah nggak kerasa. Tapi kesehatan nggak bisa bohong."




#30DWCJilid6 #Day21
#KeepWriting #Day57

Komentar