Sphere of Attractiveness

Rangga dapat membuat Cinta kembali menaruh hati padanya lagi dalam waktu dua kali dua puluh empat jam. Iya, meski sembilan tahun sudah ia meninggalkan perempuan itu melalui sepucuk surat singkat dari New York ke Jakarta. Tanpa penjelasan apapun. Meksipun cincin pertunangan sudah terselip di jari manis Cinta, hanya berjarak beberapa hari sebelumnya. 

Dua jam lamanya, sembari menyaksikan pergumulan kisah Cinta dan Rangga, seorang Nicholas Saputra berhasil membiusku untuk jatuh hati padanya. Bahkan lebih cepat dari waktu yang diperlukan Rangga untuk kembali mendapatkan Cinta. Sungguh luar biasa. 


Rasanya seperti ada sebuah lapisan ajaib di sekelilingnya, bulat seperti atmosfer, dan terus menarik ke dalam seperti gravitasi. Lebih dekat, terus mendekat... lalu masuk ke dalamnya. 

Melihat sosok Rangga entah bagaimana sedikit membuatku teringat dengan sosok Professor dalam Series Money Heist. Pendiam. Canggung. Memancarkan kepintaran? Itu juga. Walaupun Rangga banyak menggombal melalui puisi-puisinya yang puitis dan membuat siapapun ikut berdegup ketika membacanya, sementara degupan yang dihasilkan Professor terjadi saat eksekusi rencana-rencana perampokan miliknya yang super cerdik. 

Belakangan ini, ketika menonton series atau film, aku mulai hobi memperhatikan detail-detail kecil gerakan beberapa tokoh yang kuanggap menarik. Kebiasaan berulang ketika dihadapkan pada situasi tertentu, juga bagaimana mereka dapat tersenyum meski perih merembes keluar dari kedua mata mereka. Caraku mempersepsi, meresapi, dan merasakan alur menjadi sedikit berbeda. Padahal berapa belas tahun lamanya telah berlalu sejak pertama kali aku menonton drama di layar kaca. 

Bukan cara yang buruk untuk melatih kepekaanku, bukan? Juga belum terlambat. Selama masih ada niatan dan tindakan untuk terus berusaha. 

Kali ini... dengan cara yang kusuka. 


Yazida. 
21 Oktober 2020.
16.40 WIB. 

#Day6
#30DWCJilid26

Komentar