Rebuild the Bridge

Sudah lebih dari dua tahun yang lalu ketika aku pertama kali memutuskan berkomitmen dengan diriku sendiri untuk berkarya melalui salah satu media yang paling kusuka: tulisan. Tak harus mahakarya, masterpiece... Namun cukup untuk menjadi jembatan dua arah. Tak hanya menjembatani aku dengan dunia luar, namun juga menjembatani aku dengan diriku yang lebih dalam lagi.

Sejak pertama kali menemukan asiknya bertutur melalui tulisan, belasan tahun silam ketika masih duduk di Sekolah Dasar, dapat kusimpulkan bahwa tak ada kepuasan dan kebanggaan melebihi sebuah kejujuran yang hidup dalam karya itu sendiri. 

Seperti pesan yang berusaha disampaikan oleh penciptanya... karya itu hidup. Karya itu bercerita. Karya yang jujur itu bisa kita rasakan.

Kuakui bahwa, selain seni bertutur, kejujuran itu sendiri lah yang harus kuasah lagi. Jembatan dua arah yang pernah ada itu harus kubangun dan kuperbaiki lagi. Tidak dari nol, tentu saja. Namun jarak dua tahun lamanya sejak saat itu tidaklah dekat, bukan?

Oleh karena itu, izinkanlah aku untuk kembali merekam dinamika diriku dalam bentuk tulisan, dalam bentuk karya selama tiga puluh hari ke depan. Semoga jiwaku bisa terus bertumbuh seiring dengan bertumbuhnya jiwa kalian yang sudah meluangkan waktu untuk mampir & membaca tulisan-tulisanku.


Yazida dan tulisan ajaibnya... telah kembali.
Sudah siapkah dirimu? 



Yazida, 
16 Oktober 2020.
22.38 WIB.

#Day1
#30DWCJilid26
#deklarasi30DWC26

Komentar