Little Big News


"Sebenernya banyak, Min, hal yang bisa disyukuri," kataku di sela-sela Girls Talk kami sepuluh hari yang lalu. "Tapi sayang, seringnya ketutupan sama rasa sedihnya. Bikin nggak bisa lihat hal-hal kecil di luar perasaan nggak ngenakin itu."

Aku membaca hasil pantauan suasana hatiku dua minggu belakangan ini melalui layar ponsel. Hasil analisisnya? Sangat tidak baik. 

"Hari ini rasanya nggak karuan banget, Min," aku kembali bersuara. Punggungku bersandar pada tumpukan bantal di sekitar head board kasur. Kemudian, sambil memalingkan pandangan dari layar ponsel ke sosoknya yang duduk di ujung kasurku, aku melanjutkan, "Alhamdulillah nya ada aja yang bikin hati seneng. 

"Inget nggak, tadi pagi-pagi aku teriak karena temen satu project-ku waktu kuliah tiba-tiba WhatsApp?"

"He-eh," ia menjawab singkat. 

"Dia kabarin aku kalau lagi revisian buat ngejar yudisium, terus dia nyemangatin aku. Nggak tau kenapa aku seneng banget masih ada orang yang inget, nyariin, dan kabarin aku."


Aku menghela nafas panjang, pikiranku kembali berkelana. Hatiku hangat ketika berkata, "Tadi siang juga Lina kabarin aku kalau habis sidang."



Tak begitu kusadari, aku benar-benar merindukan salah satu teman baikku itu. Kami sudah jarang berkomunikasi meskipun jaman sudah canggih, apalagi bertatap muka. Bulan-bulan awal 2020 adalah saat terakhir kami berjumpa sebelum pandemi melanda. 

Aku buru-buru menggelengkan kepalaku dan kembali berfokus pada dunia nyata.

Kesimpulanku? Sementara tetap sama. Baca kembali paragraf pertama dalam tulisan ini. 



Yazida. 
25 Oktober 2020.
13.57 WIB. 

#Day10
#30DWCJilid26

Komentar