Surat Terbuka untuk Mantan
Hai, apa kabar?
Lama tak berkabar.
Jujur saja, aku sudah lupa mengapa perpisahan kala itu datang menghampiri kita. Entah karena diriku sendiri, dirimu, kita, keadaan... entahlah. Saat berpisah denganmu, kuakui memang cukup sulit.
Pada waktu tertentu, pertemanan baru kita ini sedikit membuatku lelah. Nyata hadirmu yang hilang frekuensi tidaklah sama dengan lalu-lalang hadirmu secara maya. Muncul paling atas layaknya headline berita terkini, semua unggahan dan foto terbarumu... mau tak mau sudah kulihat.
Pertemanan maya yang ada tidak membuatku merasa tertekan, merasa kembali membutuhkanmu, bahkan merindukanmu, tenang saja. Namun saat nama dan segala bentuk unggahanmu itu muncul, mungkin sedikit lain ceritaku.
Kembali tahu dan mengamatimu hanya akan menimbulkan lebih banyak fikiran kelam, rindu, dan kian lambatnya perkembangan diriku untuk melanjutkan hidup. Maka kuputuskan untuk tidak melakukannya.
Perpisahan kita yang menyedihkan kala itu tidak membuatku terpuruk, sungguh beruntung. Berpisah denganmu membuatku dapat mengkaji ulang diri melalui kenangan ini, membersihkan segala perasaan bersalah dan tak berguna yang memang tidak perlu kurasakan.
Maka kuucapkan terima kasih atas segala konklusi positif yang dapat kusimpulkan setelah perpisahan kita. Juga betapaa berharganya prosesku untuk bangkit dan kembali menyesuaikan diri.
Terima kasih, Mant- eh? Bentar.
Ini tulisan buat siapa sih, orang nggak pernah punya wkwkwkw
GOTCHA!
Hahahahah, mantap kan, ketika review dua jurnal materi presentasi kemarin dirangkai ulang dengan bentuk begini*puas banget* huahahah
Anyway, semoga bermanfaat bagi teman-teman yang (secara tidak disengaja) sesuai dengan ilustrasi di atas ya wkwkw
Salam damai,
Yazida.
#30DWCJilid5 #Day3
Komentar
Posting Komentar