SIGN : Repression

Sedih menghampiriku.

Begitu nyata. Hingga saat kuusap kedua kelopak mataku yang masih terkatup, jari-jariku basah. Aku mengerjap pelan, memandangi lukisan andromeda di langit-langit kamarku yang nyalanya meredup saat sinar fajar menerobos masuk melalui celah ventilasi.

Bayangan tentang hadirnya kembali dalam duniaku... begitu tak terduga.

Tersenyum dengan mata menyipitnya, tertawa ringan. Tak kusangka kenangan yang kuyakini telah kudorong jauh ke dalam alam tidak sadarku bisa begitu saja muncul dalam mimpi malam ini.

Aku menarik selimut tepat hingga bawah dagu, memiringkan tubuhku ke kanan, dan perlahan menekuk kedua lututku mendekat ke arah dada. Meringkuk dalam posisi janin sembari mendengarkan dengung kipas angin di pojok ruangan.

Lou.

Sesaat ketika nama itu kembali terlintas, aku menghela nafas panjang diikuti tawa getirku pada diriku sendiri yang kemudian, entah bagaimana, lambat laun berubah menjadi sesegukan menyedihkan. Pun saat mataku mulai panas, bulir-bulir bening bermunculan dari setiap sudut indera penglihatanku dan memutuskan untuk jatuh ditarik gravitasi... aku sudah tahu.




Aku sudah tahu dan menyadari bahwa semakin aku menyangkal, semakin kuyakinkan diriku dengan kata tidak, maka semakin tampak bodoh aku dan usahaku untuk mengelak.

Mengelak dari fakta bahwa...

... aku memang merindukanmu, Lou.




***




Mohon bersabar,
Seorang Alien mau curhat dulu๐Ÿ‘ฝ


Yaaaak saya juga nggak ngerti barusan nulis apa, but it feels great to finally start writing again, yeay!

Oooh iyaaa, mungkin tulisan saya di atas itu kena pengaruh caption foto instagram saya beberapa waktu lalu kali ya. Nah buat kalian yang belum baca, bisa klik disini (plus sekalian follow wkwkw), ataaau saya share disini deeh, baik kaan๐Ÿ‘Œ



Here we go, semoga bermanfaat!



Source : Instagram Saya

Represi (repression) merupakan mekanisme pertahanan diri paling dasar yang seringkali dipicu oleh timbulnya kecemasan. Ketika rasa cemas muncul, ego akan melindungi diri dengan melakukan represi atau mendorong paksa pengalaman yang tidak diinginkan atau membawa kecemasan tersebut agar masuk ke dalam alam tidak sadar.

Sensor pertama (antara alam tidak sadar dan alam bawah sadar) dan sensor akhir (antara alam bawah sadar dan alam sadar) merupakan dua lapisan sensor yang mencegah agar pengalaman pemicu kecemasan tidak kembali masuk ke alam sadar.

Akan tetapi, terkadang pengalaman tersebut dapat meloloskan diri dan muncul di alam sadar setelah bertransformasi menjadi bentuk lain yang membuat kedua sensor terkelabuhi. Saat masuk ke alam sadar, pengalaman meresahkan tersebut justru akan kita kenali dengan bentuk yang tampak menyenangkan dan tidak mengancam.

Baik melalui mimpi, kesalahan ucapan, dan berbagai jenis lupa. Pengalaman ini terus berupaya agar disadari keberadaannya.



#JENGJENGJENG, ada tambahan :

FYI, Sigmund Freud berteori bahwa represi juga biasanya muncul dalam bentuk-bentuk mekanisme pertahanan diri lain. Seperti posisi meringkuk seperti bayi yang dilakukan oleh tokoh di atas, perilaku tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk regresi, atau langkah mundur ke pola perilaku sebelumnya yang dirasa lebih aman dan nyaman. Ingat yaah, represi ≠ regresi ๐Ÿ˜†





So, daripada post ini tambah absurd, saya sudahi dulu yaaa hihihihi

BTW I have no idea (don't know what to do) about what will I post next, so, I can't and I won't promise anything. Just keep calm and hopefully you won't get embarrassed of having me (obviously not human) as your friend

Semoga kita semua semakin produktif dan bisa mengalahkan diri kita sendiri dari rasa malas (๐Ÿ‘ˆmusuh bebuyutan), takut, malu, cemas, agar kita selalu positif dan berani berjuang sampai akhir.

GANBATTE TEMAN-TEMAN!!!
๐Ÿ‘Š๐Ÿ‘Š๐Ÿ‘Š





Dari alien yang mungkin baru teman-teman kenal,



Panggil saja Yazida, pake Z bukan S.
#30DWCJilid5 #Day1

Komentar