Counterclockwise

"Jika kau diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu, adakah yang ingin kau ubah darinya?"

Ada orang yang ketika dihadapkan dengan pertanyaan tersebut akan dengan mantap menjawab 'tidak'. Ada orang yang akan sedikit tertegun mendengarnya, mulai berkaca-kaca, kemudian menjawab 'ada'. 

Jujur, akupun tak tahu di sisi mana aku berpijak. Bukan hitam, bukan putih. Bukan keduanya. Kurasa abu-abu adalah tempat di mana aku berpijak sekarang. 

Aku tak bisa dengan lantang menjawab seperti orang pertama di atas. Aku tak seberani itu. Akarku masih berusaha menembus dan mencengkram erat bumi, hingga batangku belum berdiri kokoh jika ditiup angin. 

Reaksi awalku mungkin akan sama dengan orang kedua. Tertegun. Diam berfikir beberapa saat. Namun bahkan menurutku, jawaban 'ada' adalah jawaban yang terlalu berani jika harus keluar dari mulut si penakut bernama aku. 

Maka di titik abu-abu inilah aku berdiri. Seperti pengecut. Bermodalkan 'mungkin'. Membenarkan sekaligus menyalahkan kedua ujung sisi secara bersamaan. Mengambil secuil jawaban dari masing-masing sisi sebagai pedoman. 

Iya, ada hal yang tidak ingin aku ubah jika dapat kembali ke masa lalu. Juga iya, ada hal yang ingin aku ubah jika dapat kembali ke masa lalu. 

Wow. Sepertinya titik berdiriku benar-benar sudah lebih dekat ke satu sisi dibanding sisi yang lain, tanpa kusadari sebelumnya. Ke sisi si orang kedua. 



Percayalah, aku masih berjalan dan terus berjalan ke depan. Aku masih berusaha untuk berjalan ke sisi yang berlawanan.

Belajar merelakan apa yang sudah kulalui di belakang sana. Belajar untuk menerima bahwa semua itu memang disiapkan khusus untukku, agar dapat membentuk diriku yang sekarang. 

Percayalah juga, bahwa akan lebih mudah jika dapat mengatakannya ketika dunia sedang berbaik hati menempatkanmu di puncaknya. Namun sungguh berat, berat ketika harus mencari titik yang harus dan bisa kausyukuri ketika bahkan palung terdalam dunia pun belum seberapa dalam dibanding tempatmu berada kini.


Gelap. Sendirian.
Hilang arah, hilang waktu.
Hilang pijakan, hilang genggaman. 

Tetapi tolong, tetaplah percaya bahwa aku akan sampai di sisi itu. Aku masih dan sedang berusaha untuk mencapainya.



Yazida. 
9 November 2020.
22.17 WIB. 

#Day25
#30DWCJilid26

Komentar