A Bundle of New Life

Dapat dibilang, aku sama sekali tak memiliki ingatan ketika pertama kali dilahirkan ke dunia ini dua puluh tiga tahun yang lalu. Sama sekali.

Jika kita berbicara mengenai hari kelahiran adik perempuanku sembilan belas tahun yang lalu, aku samar-samar mengingatnya. Bagaimana hebohnya perjalanan menuju rumah sakit yang dibumbui cekcok dengan pengguna jalan lain yang menolak untuk mengalah dan memberi jalan, bagaimana Pakde, Bude, dan Mbah Putri bergantian masuk ke ruang persalinan dan meninggalkanku yang masih balita di ruang tunggu seorang diri. Terang-terangan melarangku masuk karena katanya aku akan ketakutan. Namun memori ketika adik perempuanku masih bayi hampir dapat kukatakan... nyaris tak ada. 

Sementara itu, empat belas tahun yang lalu ketika adik laki-lakiku lahir, ingatanku lebih jelas dan kuat. Aku dan adik perempuanku dijemput lebih awal dari sekolah lalu menuju ke rumah sakit, tepat di seberang sekolah. Adik laki-lakiku sudah lahir setelah proses operasi dilakukan sejak subuh. Kami berkali-kali menonton rekaman video kelahirannya yang direkam ayahku dari dalam ruang operasi. Cukup banyak memori yang kuingat ketika ia masih bayi. Saat ia terjatuh dari tempat tidur adalah salah satunya. 


Setiap bayi terlahir nirmala.

Begitu suci, bersih, tak bernoda. Kehadirannya menyempurnakan dan sempurnanya tak bercela. 

Bagaimana mereka tumbuh besar dan dewasa adalah cerita yang berbeda dan unik bagi setiap individunya. Meskipun iya, ada setidaknya satu kesamaan yang diberikanNya saat mereka memulai lembaran hidup di dunia. 



Yazida. 
10 November 2020.
23.39 WIB. 

#Day26
#30DWCJilid26

Komentar