Manusia Kuat
Somehow pada beberapa kesempatan di satu atau dua semester belakangan ini, presentasi dan berbicara untuk publik secara langsung menjadi hal yang saya hindari.
Detak jantung saya yang tidak karuan, tangan yang berkeringat dingin, dan pandangan mata saya yang tidak fokus, sangat saya sadari betul saya rasakan. Oh, iya. Bicara saya yang ngalor-ngidul keluar dari rencana, juga saya sadari.
Ada ketakutan tersendiri yang membuat saya gelisah setiap kali memegang microphone.
Tidak semantap dan sesemangat dulu, blocking mic saya pun seperti... entahlah. Tiba-tiba saya mengingat dosen saya yang sudah sepuh yang biasanya tidak kedengaran suaranya meskipun sudah menggunakan mic.
Banyak orang tidak percaya bahwa skor EPPS saya dalam aspek exhibition tidak menonjol.
Selama ini, orang melihat saya fine. Selama ini, orang menganggap saya jagonya berbicara.
Yang cukup aneh, selama ini (sampai sebelum dua semester terakhir), saya beranggapan bahwa saya selalu bisa menakhlukan masa manapun. Saya akan menjadi orang pertama yang maju dan menggenggam microphone untuk memulai presentasi. Bahkan jangan heran jika seringkali saya ingin berlari mengambil alih microphone dari para MC yang saya rasa kurang dapat menghidupkan suasana.
Saya tidak tahu apakah hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesempatan dan latihan. Saya tidak tahu apakah saya kembali ke bentuk semula di mana dalam aspek ini, saya tidak menonjol.
Bohong jika saya katakan, sejak satu tahun terakhir, kritik saya terhadap diri saya sendiri tidak jahat.
Bohong jika saya katakan, tidak ada rasa percaya dalam diri saya yang terkikis.
Bohong jika saya katakan, secara fisik, saya tidak dapat merasakan dampak dari rapuhnya ketahanan diri saya sekarang.
Saya sadar, ada kekuatan yang hilang dari dalam diri saya.
Meski begitu, tolong doakan agar di baliknya, kekuatan baru sedang tumbuh mengakar lebih dalam dan bersiap untuk menerjang dengan luarbiasanya, ya?
Saya sayang diri saya. Kalau kamu tidak peduli dan sayang saya, tidak apa-apa.
Yang penting tolong hargai saya ya :)
Kalau kamu sayang, saya ucapkan,
"Terima kasih sudah membantu saya tetap utuh!"
- Yazida -
Rabu, 27 Maret 2019.
12.53 WIB.
PS:
Saya shalat dulu ya!
Saya juga baru ingat kalau belum makan.
Mungkin nanti makan danusan sendiri dulu :)
Detak jantung saya yang tidak karuan, tangan yang berkeringat dingin, dan pandangan mata saya yang tidak fokus, sangat saya sadari betul saya rasakan. Oh, iya. Bicara saya yang ngalor-ngidul keluar dari rencana, juga saya sadari.
Ada ketakutan tersendiri yang membuat saya gelisah setiap kali memegang microphone.
Tidak semantap dan sesemangat dulu, blocking mic saya pun seperti... entahlah. Tiba-tiba saya mengingat dosen saya yang sudah sepuh yang biasanya tidak kedengaran suaranya meskipun sudah menggunakan mic.
Banyak orang tidak percaya bahwa skor EPPS saya dalam aspek exhibition tidak menonjol.
Selama ini, orang melihat saya fine. Selama ini, orang menganggap saya jagonya berbicara.
Yang cukup aneh, selama ini (sampai sebelum dua semester terakhir), saya beranggapan bahwa saya selalu bisa menakhlukan masa manapun. Saya akan menjadi orang pertama yang maju dan menggenggam microphone untuk memulai presentasi. Bahkan jangan heran jika seringkali saya ingin berlari mengambil alih microphone dari para MC yang saya rasa kurang dapat menghidupkan suasana.
Saya tidak tahu apakah hal ini dipengaruhi oleh kurangnya kesempatan dan latihan. Saya tidak tahu apakah saya kembali ke bentuk semula di mana dalam aspek ini, saya tidak menonjol.
Bohong jika saya katakan, sejak satu tahun terakhir, kritik saya terhadap diri saya sendiri tidak jahat.
Bohong jika saya katakan, tidak ada rasa percaya dalam diri saya yang terkikis.
Bohong jika saya katakan, secara fisik, saya tidak dapat merasakan dampak dari rapuhnya ketahanan diri saya sekarang.
Saya sadar, ada kekuatan yang hilang dari dalam diri saya.
Meski begitu, tolong doakan agar di baliknya, kekuatan baru sedang tumbuh mengakar lebih dalam dan bersiap untuk menerjang dengan luarbiasanya, ya?
Saya sayang diri saya. Kalau kamu tidak peduli dan sayang saya, tidak apa-apa.
Yang penting tolong hargai saya ya :)
Kalau kamu sayang, saya ucapkan,
"Terima kasih sudah membantu saya tetap utuh!"
- Yazida -
Rabu, 27 Maret 2019.
12.53 WIB.
PS:
Saya shalat dulu ya!
Saya juga baru ingat kalau belum makan.
Mungkin nanti makan danusan sendiri dulu :)
Komentar
Posting Komentar