Sepi

Disinilah aku.

Duduk diantara hiruk-pikuk orang-orang yang berseliweran mencari tempat duduk. Kugenggam tiket termurah yang bisa kudapatkan hari ini, sebuah tiket terakhir yang akan membawaku meluncur dengan segera. Jika saja tadi aku terlambat datang satu menit, maka pemberangkatan selanjutnya harus kutunggu 40 menit lebih lama dari pemberangkatan sebelumnya. Artinya, dua jam lamanya aku akan mengantuk ria di bangku ruang tunggu.

Seperti biasanya, burger yang rotinya dikukus itu menjadi kawanku menunggu lokomotif datang. Dengan celupan saus barbeque dan saus tomat, karena aku tidak suka saus sambal yang pedasnya hanya sampai taraf tanggung.

Tugas yang targetnya kuselesaikan tadi malam, urung kusentuh. Terlalu lelah fisikku, bahkan lagi-lagi aku kembali terbangun saat matahari sudah bersinar pagi ini.

Perasaanku tidak terlalu baik. Padahal tadinya kupikir dengan kabur dari realita akan membuatku membaik.

Ada rasa sedih dan bersalah yang tertanam dalam hatiku. Tidak, tidak bisa kuabaikan karena hati ini begitu kalut.

Aku kesepian.

Bahkan hanya kesenangan sesaat yang kurasakan saat kemarin menjajal pengalaman di Dolby Atmos. Tayangan itu masih terus terngiang-ngiang dalam benakku. Skor yang kuberikan nyaris sempurna, tayangan itu begitu mengena.

Aku tetap saja kesepian. Aku rindu.



- Yazida -
4 Oktober 2019
09.27 WIB.

Komentar