Dhan? Easy Come, Easy Go.

Assalamu'alaikum!
Sebelumnya, terima kasih sudah membalas suratku :)
Akhirnya kita bertemu juga, Dhan...



Hmmm, boleh bercerita sedikit? Rumahku rasanya sepi setelah Senin sore berakhir.




Ini yang terjadi hari Senin, 15 Juni 2015. Bersama keluargaku, PASKIBRA SMA N 1 Purwokerto. Alhamdulillah setelah berbulan-bulan lamanya bersahabat dengan matahari, perjuangan keluarga kami berbuah tiga piala.









Di sisi lain, dua manusia cina ini berkelana ke luar kota...



... tepat Setelah senin sore berakhir. Seperti kataku.

Hadiah di satu sisi, bukan? Di sisi lain... rasanya ini hukuman.

Rasanya sepi, sepi sekali. Seperti kehilangan teman bicara. Dan satu-satunya teman bicaramu hanya laptop, handphone, dan televisi. Bahkan remote dapat sesuka hati kukuasai. Tak ada yang membantah jika apa yang kutonton adalah film, acara kompetisi masak, perebutan gelar top model, bahkan kesaksian orang tentang eksistensi hantu.

Yang ada hanya aku, remote, dan televisi.
Aku, remote, dan televisi.

Dhan, aku kesepian.

Terkadang terbesit di benakku, mungkin ini yang terjadi saat aku berada di luar sana. Mungkin ini yang mereka rasakan. Di sisi ini, sepi benar-benar terasa seperti hukuman.



Dhan, ada satu nama yang terkadang muncul saat rasanya sepi. 

Nama itu muncul saat hari-hari kerja telah berakhir. Nama itu juga muncul saat aku mendengar dering ponsel, walau bukan namannya yang tertera. Mungkin fikiranku tak lagi waras. Nama itu muncul dalam kolom chat di sebelah kanan buku wajah ku, biasanya paling atas. Entah bagaimana. Nama itu paling hobi muncul saat aku merefresh halaman beranda. Dan itu mengejutkanku.

Terkadang aku diam. Terduduk di salah satu sofa hitam di dekat kotak kaca tempat ikan berenang walau terbatas. Memandangi setiap detil kayu di meja, kayu di sofa, dan mungkin... ah, apa kataku. Namanya muncul lagi.

Berjalan menyusuri koridor di sepanjang sekolahku. Dan setiap tiang yang berdiri, dinding yang kokoh, lantai yang dingin, dan lampu yang menerangi mereka bahkan terkadang membuat satu nama itu muncul. Mungkin memang aku sudah tak waras.

Jawab aku, Dhan, mungkinkah pemilik nama itu yang memang aku rindukan?



Dhan, semesta pun ingin tahu. Ikhlaskan aku.
Wassalamu'alaikum, Dhan.




Masih dariku, 
El.

Komentar