Petualangan Kartu-kartu yang Tertidur

09.02
Aku berbaring di kasurku. Sangat mengantuk. Nafas sedikit ngos-ngosan.

Kurang tidur.

By, kamu tau?
Tadi ATM ku terblokir, katanya aku salah memasukkan pin hingga tiga kali. Padahal aku seratus persen yakin jari-jariku menekan angka dengan tepat.

Rasanya ingin menangis menelponmu segera. Namun hampir kulupa aksesku padamu dan dunia sedang tertutup karena kartu pascabayarku pun diblokir pagi ini karena belum dibayar.

Aku sendiri, tanpa akses. Tanpa backup. Tanpa bantuan call a friend ataupun mbah gugel.

Rencanaku untuk pergi ke teller bank dan melakukan pembayaran KKN gagal sudah karena lembaran rupiah di dompetku tidak mencukupi.

Saat memarkirkan motorku di rumah makan prasmanan pinggir jalan langgananku, entahlah. Aku berfikir nafsu makanku perlu ditanyakan karena sudah menguap hilang. Sedikit nasi, selembar bakwan yang kuambil random ternyata ukurannya cukup besar, juga olahan terong favoritku di sana perlahan masuk juga ke dalam lambungku.

By, ide itu muncul karena kemarin lusa saat aku pergi ke toko buku, aku menyempatkan diri pergi ke sebuah ATM di dalam sebuah komplek bank tempatku menabung. Aku tahu lokasinya. Lalu otakku bekerja menemukan jalan kesana karena tidak ada bantuan dari peta digital yang biasa kugunakan.

Berkat kesoktahuanku, aku berhasil parkir di tempat parkir karyawan dan naik lift bersama mereka yang berbusana rapi dengan make-up on point. Tidak kupungkiri setidaknya ada satu mata yang memandangi style mahasiswa kelewat selow ku dari ujung kaki ke ujung kepala.

Aku mengurus kartu ATM ku yang terblokir, diberi kesempatan untuk mengupdate kartu gratis sehingga kartuku sekarang bergambar absurd, juga diajari dan praktik langsung menggunakan internet banking. Di sana aku merasa sedikit tenang dan rileks. Aku senang dan puas dengan pelayanan yang membuatku nyaman dan bersyukur menjadi nasabah di sana...

Dan dengan ini, aku mungkin mempertimbangkan keinginanmu untuk bekerja di bank, By.

Aku tidak langsung membayar biaya KKN ku di sana karena pembayarannya hanya dapat dilakukan melalui sebuah bank lain, di mana aku bukan merupakan nasabahnya. Setelahnya, barulah aku meluncur dari bank nyaman tadi ke bank lain dekat kampusku dan mengantre untuk dilayani teller.

Tidak banyak kok. Hanya enam nomor lagi.

Tidak ada dua menit setelah nomor antreanku dipanggil, aku sudah selesai.

By, aku mengantuk.
Tugasku untuk nanti siang belum selesai dikerjakan.
Nanti sore aku mengajar.
Malamnya aku mungkin rapat.

Aku ingin tidur tapi sekarang sudah pukul 09.33.
Satu jam lagi kelasku dimulai.



Yazida.
18 Februari 2018.

PS:
Barusan aku membaca pesan ayah, katanya kartu pascabayar ku sudah dibayar. Yeay.

Komentar