Retarded

Teringat cerita tiga orang anak perempuan yang 'bersahabat' dan membuat perjanjian konyol yang ditandatangani ketiganya, 28 Januari 2008 silam.

Satu di antaranya terang-terangan melanggar. Bangga. Terlihat bangga sekali.

Satu di antaranya sekarang hilang. Entah dulu apa yang terjadi. Mungkin hanya pertemuan singkat yang diplokamirkan sebagai sebuah persahabatan? Bisa jadi.

Satu di antaranya begitu pasif. Menjadi pengamat yang memahat sendiri keras pribadinya. Menjadi seorang skeptis yang lucunya tetap berjalan di sebelah si pelanggar dan si tamu sesaat, mengikuti alur yang mereka buat tanpa punya kuasa untuk membuat alurnya sendiri.

Suatu hari dia lelah diseret. Setelah si tamu sesaat benar-benar hilang dan si pelanggar tetap mengambil langkah lebar-lebar, dia tidak sanggup lagi dan mulai mempertanyakan segalanya.

Menurutmu, kehadiran itu apa?
Menurutmu, persahabatan itu apa?
Menurutmu, janji itu apa?
Menurutmu, komitmen itu apa?
Juga...
Menurutmu, percaya itu apa?

Coba jawab dan simpan jawabanmu baik-baik.



Kalau ini jawabanku:



1.
Kehadiran itu bukan numpang lewat.
Kehadiran itu ada dan bukan diam.
Kehadiran itu do something yang bermakna.
Kehadiran itu terlibat, bukan figuran apalagi penonton.



2.
Persahabatan itu nonsense. Nggak ada yang namanya persahabatan di kamusku.

Sahabat itu nggak ada. Adanya teman baik, teman dekat. Udah.

Sahabat udah nggak ada lagi di kamusku sejak lelah di seret tahun 2009 atau 2010 dulu.



3.
Janji itu tentang komitmen.



4.
Komitmen itu tentang janji, janji sama diri sendiri untuk bertahan menjalani dan menepati impian, keinginan yang mau diperbuat nantinya. Suatu hari di waktu yang akan datang.

Kayak ngeliat persahabatanmu hancur jadi debu terus hilang ketiup angin sampai ke maknanya, tapi delapan-sembilan tahun setelahnya komitmenmu buat menepati janji yang pernah kamu bikin sama orang-orang yang udah ngelanggar dan bahkan pergi tanpa jejak masih kamu jalanin.



5.
Percaya itu menakutkan.

Setelah tau bahwa kalimat yang keluar dari bibir seorang manusia bisa begitu penuh tipu daya. Setelah tau bahwa do something yang dilakukan seorang manusia bisa punya makna lain di luar ekspektasi positif. Setelah tau bahwa janji bisa jadi omong kosong sambil lalu yang terkesan 'nggak usah kamu inget-inget lagi selamanya, toh janji cuma guyon'.

Sekarang si pengamat masih mengamati. Dia tidak lagi pasif dan mau diseret seutuhnya karena dia pun punya kuasa...

... tapi sekali janji adalah janji buat dia, komitmen yang akan dia pegang dan usahakan untuk ditepati.

... tapi dia masih terus memahat keras pribadinya. Dengan ketakutan yang tetap mengenai apa dan siapa yang seharusnya ia percaya.

Toh faktanya, membangun kepercayaan itu perlu waktu yang sangat lama.  Melihatnya hancur? Sesingkat satu kedipan mata saja.



Sekarang aku mau tanya lagi:
Menurutmu, kenapa aku belum nonton Spiderman Homecoming sampai sekarang?

Answer and keep it on your mind. Itu jawabanmu.

Mau tau jawabanku?
Jawabanku simpel. Semua orang bisa jawab tanpa harus tunggu aku selesai nulis dan posting tulisan ini: just another dumb reason made by dumb person (re: me).



Yazida.
Sunday, 1st October 2017
07.55 a.m.

Komentar