Hidup - Mati Kehidupan Nocturnal

Mungkin ada yang bilang kalau tingkat kalori yang dihabiskan orang dalam sehari itu memengaruhi waktu tidur (teori dari mana ini), tapi saya sangat setuju. Kelas sembilan yang merupakan salah satu tingkatan kehidupan dimana kita harus menghadapi ujian tertulis negara (alay keren abis bahasanya), dimana hasil dari tes tertulis tersebut akan memengaruhi masa depan pendidikan formal sampai karier kita.

Sebagai salah satu manusia yang sedang berada di posisi tersebut, apalagi semester dua, kini aktivitas yang saya lakukan semakin banyak dan banyak saja. Mulai dari pendidikan formal di sekolah sampai jam satu siang, jam tambahan untuk memantapkan mata pelajaran ujian nasional sampai jam tiga sore, les bahasa inggris hingga pukul lima sore, hingga les bimbingan belajar pukul setengah tujuh malam, kudu saya jalani.


INI SEMUA USAHA! GANBATTE BUAT SAYA DAN REKAN-REKAN SEMUA! ;D

Menjawab postingan Easily Frightened oleh Nona Zakiah, saya dengan tegas menyatakan bahwa kehidupan nocturnal saya terenggut dengan hilangnya setengah darah vampir di tubuh saya saat buku Cirque du Freak yang saya baca dikembalikan lagi ke perpustakaan sekolah.

Seberapa menyeramkan buku itu? Well, sebenarnya ceritanya sangat bagus. Petualangan menarik. Namun siapa sih yang tidak akan terbayang-bayang sosok Mr. Tall si manusia tinggi, Mr. Crepsley atau Vur Horston si vampir tulen, manusia ular bersisik, nona berjanggut, sampai makhluk yang Nona Zakiah pasti sangat takuti kalau benar-benar ada; Madam Octa, laba-laba besar sejenis tarantula mematikan yang hanya dapat dikendalikan oleh seruling Mr. Crepsley.

Bukan hanya itu saya, yang membuat saya takut adalah ketika Steve teman Darren tanpa sengaja tergigit Madam Octa. Gigitan pertama yang hanya bersifat melumpuhkan. Steve hanya membiru seperti mayat, mati enggan hidup tak mau. Tidak ada penawar bagi bisa Madam Octa.

STOP! JANGAN BUAT SAYA JADI SPOILER. BACA SENDIRI!

Mengenai film Rumah Kentang, yang sepertinya merupakan film horror Indonesia pertama yang ditonton oleh Nona Zakiah di bioskop di kota kita tercintah Purwokerto. Faktor lokasi dan emang karena Nona kita takut gelap, jelas menjadi ketakutan tersendiri. Tapi film itu menurut saya belum masuk kategori terlalu horror. Kita penakut, but in different ways :p

Jadi beginilah. Saya manusia normal kembali.



Note: Belum termasuk kalau saya mendadak terbangun jam satu malam dan baca handout.

Komentar